Perlebahan Di Indonesia

1. Pengertian Umum
    Perlebahan adalah suatu rangkaian kegiatan pemanfaatan lebah  madu dan
    vegetasi penunjangnya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
    bagi kepentingan hidup manusia dengan tetap menjaga aspek kelestariannya.
    Di Indonesia dikenal ada 6 jenis lebah madu yaitu:
    a. Apis dorsata (lebah hutan, tawong gung, odeng)
    b. Apis Cerana (tawon madu, lebah madu, nyiuran)
    c. Apis florea (lanceng, lebah kecil)
    d. Apis andreniformis (lebah kecil)
    e. Apis koschevnikovi (lebah merah)
    f. Apis mellifera (lebah unggul, lebah import) 
    Masyarakat Indonesia khususnya di Jawa dan Bali sejak dahulu telah terbiasa
    membudidayakan lebah lokal Apis cerana dengan menggunakan glodog atau
    periuk tanah. Lebah ini dapat menghasilkan madu 5-20 kg/koloni/tahun dan
    populasinya di Indonesia diperkirakan lebih dari 60.000 koloni. Sedangkan
    di luar Jawa, masyarakat lebih terbiasa mengadakan pemungutan madu lebah
    hutan Apis dorsata, hasil madu yang diperoleh 20-100 kg/koloni/tahun. Jumlah
    populasi belum diketahui secara pasti.

    Sejak tahun 1972, lebah eropa Apis mellifera mulai dibudidayakan di Indonesia,
    ternyata lebah tersebut mampu beradaptasi dengan kondisi agroklimat Indonesia
    serta mempunyai produktivitas madu yang tinggi 10-40 kg/koloni/tahun. Pada
    saat ini jumlah koloni lebah Apis mellifera diperkirakan telah mencapai 40.000
    koloni yang terutama terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada umumnya
    penggembalaan lebah ini dilakukan pada bunga jagung, kopi, kapuk randu,
    klengkeng, karet dan sengon yang tumbuh di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
2. Manfaat
    Manfaat langsung perlebahan adalah dapat diperolehnya produk-produk berupa
    madu, royal jelly, lilin lebah, pollen, propolis, racun lebah, ratu lebah, koloni lebah
    dan lain-lainnya. Dalam hal ini dapat menaikkan kesehatan masyarakat dan
    memperbaiki gizi serta menaikkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
    Manfaat tidak langsung antara lain:
    * Menaikkan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan karena meningkatnya
       proses penyerbukan tanaman oleh lebah madu/polinasi
    * Menciptakan/memperluas lapangan kerja
    * Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian sumberdaya
       alam/lingkungan dan keamanan hutan, sehingga dapat turut mengurangi
       tekanan terhadap sumberdaya alam
    * Pemeliharaan lebah dapat meningkatkan produktivitas lahan
3. Tanaman Pakan Lebah (Bee forage)
    Pakan lebah sangat berpengaruh bagi kelangsungan dan keberhasilan usaha
    peternakan lebah madu. Tanaman sumber pakan lebah di Indonesia antara lain:
    kaliandra, rambutan, kelapa, jagung, mangga, bunga matahari, klengkeng, jambu
    air, kayu putih, putri malu, karet, durian, sengon, krokot, kopi, randu, aren, cabe,
    johar dan lain-lain.
4. Biologi Lebah Madu
    Lebah madu termasuk serangga sosial, hidupnya di dalam suatu masyarakat
    yang biasa disebut koloni. Satu koloni biasanya terdiri dari 3 macam lebah yaitu
    lebah ratu, lebah jantan dan lebah pekerja, yang mempunyai bentuk morfologis
    dan tugas yang berbeda.
    * Lebah Ratu, berjumlah satu ekor, bentuk badannya bulat panjang, paling besar
       dan mempunyai tugas menghasilkan telur serta mengeluarkan zat yang disebut
       feromon untuk stabilitas koloni
    * Lebah Jantan, berjumlah puluhan sampai ratusan, tidak mempunyai sengat dan
       secara keseluruhan fungsi biologisnya adalah untuk mengawini lebah ratu
    * Lebah Pekerja, berjumlah ribuan, ukuran badannya paling kecil, fungsinya
       adalah untuk mengerjakan semua tugas kecuali reproduksi
5. Tujuan dan Sasaran Pembinaan Perlebahan
    Madu lebah selama ini secara resmi dimasukkan dalam hasil hutan ikutan/hasil
    hutan non kayu. Menurut SK Menteri Kehutanan Nomor 191/Kpts-II/1986 tanggal
    14 Juli 1986 dijelaskan bahwa lebah madu bersama-sama dengan persuteraan
    alam, rumput pakan ternak dikembangkan dalam rangka kegiatan upaya pokok
    hutan kemasyarakatan.
    Tujuan dari pembinaan perlebahan di Indonesia adalah:
    * Tercapainya target produksi madu sebesar 12.000 ton selama pelita VI
    * Terwujudnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan petani
       pemelihara lebah di atas garis kemiskinan
    * Tertekannya laju-laju tingkat kerusakan hutan
    Sasaran diarahkan kepada:
    * Masyarakat di sekitar hutan yaitu pemanfaat lebah hutan dan atau pemelihara
       lebah madu
    * Koperasi perlebahan
    * Pengusaha perlebahan
    * BUMN
    * BUMS
    * Pemegang HPH
6. Organisasi Pembina
    Pembinaan perlebahan di Indonesia di bawah Departemen Kehutanan, namun
    karena pembinaan perlebahan bersifat lintas sektoral maka oleh Menteri
    Kehutanan dibentuklah Badan Pembinaan Perlebahan Nasional (Bapne
    Perlebahan) pada tahun 1986 dengan SK Menteri Kehutanan
    Nomor 182/Kpts-II/1986 tanggal 30 Juni 1986. Badan perlebahan diketuai oleh
    Dirjen RRL yang beranggotakan eselon I terkait dari Departemen Kesehatan,
    Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Departemen
    Perdagangan, Departemen Perindustrian, Departemen Pertanian, BPPT,
    Perum Perhutani dan pusar Apiari Pramuka.
    Institusi teknis perlebahan yang ada ialah Pusat Perlebahan Nasional Parung
    Panjang beserta 3 sub centernya yang berlokasi di Gunung Arca Sukabumi
    Jawa Barat, Regaloh di Jawa Tengah dan Tretes di Jawa Timur. Di Propinsi Riau
    terdapat sarana penelitian dan pengembangan kehutanan yang berlokasi di
    Desa Kuok, kabupaten Bangkinang. Untuk memudahkan pembinaan, maka
    dibentuk pula organisasi non pemerintah yaitu Asosiasi Perlebahan Indonesia
    (API Indonesia) yang beranggotakan para peternak lebah, penggemar lebah,
    peneliti dan pengusaha di bidang perlebahan
7. Partisipasi dalam Forum Internasional
    Di forum internasional, Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Perlebahan
    Dunia (Apimondia) sejak tahun 1975. Organisasi ini berkantor di Roma
    Italia. Apimondia didirikan tahun 1897 di Belgia dengan tujuan mewadahi seluruh
    anggota dan merupakan wahana tukar menukar informasi di bidang perlebahan
    serta sebagai sarana pemecahan permasalahan yang timbul di dunia perlebahan.
    Di tingkat Asia, Indonesia juga menjadi anggota Asian Apicultural Association
    (AAA). Pada tahun 1994 Indonesia menjadi tuan rumah konferensi AAA ke-2 yang
    dilaksanakan di UGM Yogyakarta. Disamping itu, Indonesia juga menjalin
    hubungan dengan Internasional Bee Research Association (IBRA) yang
    berkedudukan di Inggris.
Copyright: Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen
                 Kehutanan


Tinggalkan komentar